kirimanpublik
Di dalam firman-Nya, Allahu subhânahu wa ta’âlâ menyebutkan, “LAILATUL QADRI KHAIRUM-MIN ALFI SYAHR/Malam kemuliaan (lailatul qadar) itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. al-Qadr [97]: 3) Menurut kebanyakan ulama Salafush Shaleh, kemulian ini bermakna bahwa amal shaleh dan ibadah yang dikerjakan pada malam itu lebih baik jika dibandingkan ibadah selama seribu bulan yang tidak terdapat di dalamnya lailatul qadar. Oleh karena itu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam menganjurkan dan mendorong ummatnya untuk menghidupkan lailatul qadar dengan memperbanyak shalat. Terdapat sebuah hadits Nabi ‘alayhis-shalatu was-sallam yang menyebutkan:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
“Barangsiapa yang shalat pada malam lailatul qadar disertai dengan keimanan dan semata-mata karena Allah, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lewat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun, ada satu hal yang perlu kita ketahui tentang (muasal/sebab) istimewanya lailatul qadar itu sendiri? Jadi, istimewanya lailatul qadar itu yang dianugerahkan oleh Allahu ta’âlâ kepada kita (ummat Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam), itu semua lantaran keutamaan/kemuliaan selaku pribadi beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam, dengannya lah kita dianugrahkan lailatul qadar –yang jika beribadah di malam itu akan dilipat gandakan pahalanya– sehingga mendapatkan kebaikan, petunjuk dan cahaya yang tidak diperoleh oleh umat-umat terdahulu, meskipun mereka (umat terdahulu) melakukan kebaikan dalam rentang waktu seribu bulan. Masya Allah, betapa mulianya Nabi kita. Meski ummatnya yang berumur sedikit, tetapi mampu melampaui amalan Ibadah umat terdahulu yang dikatakan hingga berumur panjang. Ini semua bi barkatin-Nabiyyil-Musthafa. Shalluu Alal-Habiib …
Sumber : Penerbit Layar
No comments:
Post a Comment