kirimanpublik
Petikan ilmu dari kitab Qut al Qulub. Yang dijelaskan oleh : Sayyidi AlHabib Umar Bin Hafidz (Semoga Allah melindunginya):
Dalam sebuah hadits telah diriwayatkan bahwa Nabi Shalallahualaihiwassalam bersabda, "Satu dirham dapat melebihi seratus ribu dirham".
Nabi Shalallahualaihiwassalam lalu menjelaskan ini dengan mengatakan bahwa orang kaya yang menyumbangkan seratus ribu dirham adalah tidak sama dengan orang miskin yang memiliki hanya 2 dirham tetapi menyumbangkan satu dirham. Yang miskin ini telah memberikan setengah dari apa yang dia miliki sementara si kaya bukanlah setengah dari uangnya atau sepertiga dari itu atau bahkan bukan sepersepuluh dari hartanya! Jadi secara lahiriah orang yang menyumbangkan jumlah yang lebih besar mungkin tampak sebagai satu amalan yang luar biasa dan lebih baik, tetapi secara batiniah sumbangan si miskin lebih banyak mendapat ganjaran kebaikan dari Allah..
Pernah seorang ulama datang bertamu dikota aden kepada Al Imam Abu Bakar al Adani (Al Aydarus) Rahimahullah, menyambut sang ulama ini, habib abubakar menyembelih, Lima puluh ekor kambing / domba untuk menjamu sang ulama. Si ulama terkesima dgn hal ini mempertanyakan mengapa harus demikian.
Habib Abu Bakar Adani al aydarus mengatakan, kami menghormati orang berilmu dengan tindakan ini. Kami tidak menyia-nyiakan dari apa yang telah kami korbankan karena hampir semua daging itu dibagikan kepada orang miskin dan yang membutuhkan. Dan Imam Adani menambahkan jika Anda pergi ke Tarim, adikku Husain Bin Abdullah bahkan lebih murah hati daripada diriku sendiri.
Tak berapa lama setelah itu sang ulama pergi ke Tarim untuk mengunjungi Husain bin Abdullah.
Tiba waktu makan siang, Habib Hussain bin Abdullah Al Aydarus melayaninya dengan setengah dari sepotong roti yang ia miliki. Ulama itu berpikir, "betapa aneh nya, kok hanya setengah dari sepotong roti! Tentunya Hal ini bukan tanda dari orang yang murah hati."
Lalu dia tinggal hingga waktu untuk makan malam, menunggu kemurahan hati yang telah dijanjikan oleh habib Abu Bakar Adani. Ketika tiba waktunya makan malam lagi lagi ia diberi setengah lain dari sepotong roti. Akhirnya sang ulama mengatakan kepada habib Husain bin Abdullah bahwa saudaranya di Aden telah memberitahu kepadanya bahwa habib Husain biasanya melayani tamunya dengan sangat murah hati.
Habib Husain bin Abdullah menjawab; "Ya, dia berbicara kebenaran. Saudaraku itu memiliki ratusan kambing atau domba dan apa yang telah ia sembelihkan untuk Anda adalah sebagian kecil dari apa yang dimilikinya. Saat ini aku hanya memiliki roti ini di rumah ku. Tak ada lain yang bisa aku berikan; jadi aku memberi setengah untuk Anda dan setengah lagi untuk diriku sendiri dan keluargaku!".
..................................................................................
Jika seseorang telah berusaha tapi kebutuhan hidupnya tidak mencukupi, tugasnya adalah harus terus berada dalam kesabaran dan kepuasan dan menunggu kedatangan rahmat dari Allah dan tetap menjaga sifat mulia dan berbudi luhur. Meminta minta uang / bantuan dari orang lain tidak lah pantas kecuali untuk keadaan yang sangat terpaksa.
Nabi Shalallahualaihiwassalam mengajarkan kepada para sahabatnya untuk meminta hanya kepada Allah. Para sahabat memberi perhatian khusus tentang hal ini, sebagai contoh kecil, ketika pecut unta terjatuh ke tanah dari salah satu tangan mereka, ia tidak akan meminta siapapun yang sedang berjalan disekitarnya untuk memungutnya. ia akan turun dari untanya dan mengambilnya sendiri. Sikap ini karena kesalehan dan kehati-hatian mereka.
Kemiskinan yang patut dipuji adalah yang memungkinkan seseorang untuk memiliki karakter yang baik, dan ridha dengan putusan Allah. Kemiskinan yang membuat seorang kesal dan sering mengeluh - adalah jenis kemiskinan yang menurut Nabi Shalallahualaihiwassalamﷺ harus kita hindari. Jenis kemiskinan seperti itu pertanda lemahnya hati. Orang yang takut menjadi miskin, meskipun telah diberikan seluruh isi dunia dia masih akan tetap merasa miskin. Orang yang takut menjadi miskin, meskipun telah diberikan seluruh isi dunia dia masih akan tetap merasa miskin. Ia miskin dalam hati dan keadaan ini tidak menguntungkan buat hubungan dia dengan Allah.
wallah a'lam
Sumber : Ibin Husin Bin Agil
No comments:
Post a Comment